NASKAH SOAL KURANG
Ujian Nasional di Sumbar agak terganggu. Separuh daerah kekurangan
naskah soal ujian, bahkan ada yang tak kebagian sama sekali. Akibatnya,
sejumlah siswa batal mengikuti ujian dan terpaksa ujian susulan.
PADANG, HALUAN — Sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera
Barat mengalami gangguan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) SLTA
hari pertama, Senin (15/4). Ada sekolah yang kekurangan naskah soal
dan ada pula sekolah yang sama sekali tak memperoleh soal ujian.
Akibatnya, sejumlah siswa batal mengikuti ujian dan terpaksa mengikuti
ujian susulan.
Daerah tersebut adalah Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Solok, Kabupaten Mentawai, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota
Padang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh dan Solok Selatan.
Di MAN Batu Mandi Kabupaten Agam dan SMAN 2 Payakumbuh,
ditemukan siswa yang batal mengikuti ujian, karena soal tidak
tersedia. Di MAN Batu Mandi terdapat 191 siswa dan di SMAN 2
Payakumbuh sebanyak 84 orang siswa. Para siswa ini pun harus mengikuti
ujian susulan 22 April mendatang.
Di Kota Padang, sebanyak 18 sekolah mengalami kekurangan
naskah soal UN. Soal yang mengalami kekurangan tersebut tidak hanya
pada Bahasa Indonesia saja, tapi juga pada mata pelajaran lain. Total
naskah soal yang kurang untuk Kota Padang mencapai 301 naskah soal.
Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang, mata
pelajaran yang naskah soalnya kurang selain Bahasa Indonesia yaitu IPS,
Agama, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
Sekolah yang mengalami kekurangan naskah soal
diantaranya, SMKN 2, SMKN 3, SMK Kosgoro 1, SMK Perbankan, SMK PGRI, MAN
2 dan MAS Batang Kabung.
Di SMKN 3 misalnya, jumlah soal Bahasa Indonesia yang
kurang mencapai 59 naskah soal. Kepala SMKN 3 Padang Yusrizal
menjelaskan, kekurangan soal di sekolah tersebut diatasi dengan cara
memfotocopy atas izin dari koordinator UN.
“Untuk memfoto copy, kita lakukan di Lolong, sebab di
dekat sekolah belum ada yang buka. Waktu memfotocopy, diawasi oleh pihak
perguruan tinggi, kepala sekolah dan kepolisian,” terang Yusrizal.
Apa yang dilakukan oleh SMKN 3 tersebut, berbeda dengan
arahan yang disampaikan oleh Pengarah UN Sumbar Werry Darta Taifur.
Menurut Werry, bila jumlah soal yang kurang 20, maka bisa dilakukan
fotocopy. Namun bila lebih dari 20, maka diminta untuk melaksanakan UN
ulangan pada 22 April nanti.
Dari pantauan Haluan kemarin (15/4), UN untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetap dilaksanakan di SMKN 3 Padang.
Bedanya, karena butuh waktu untuk memfotocopy soal, pelaksanaan UN di
sekolah tersebut baru dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan berakhir pada
pukul 11.00 WIB. Padahal, jadwal seharusnya yaitu dari pukul
07.30-09.30 WIB.
Werry menjelaskan, terjadinya kekurangan soal ini
merupakan masalah nasional. Sebab, percetakan tidak bisa menyiapkan dan
mengirimkan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Dia menambahkan, meski
ada kekurangan soal dan dilanjutkan dengan memfotocopy, dirinya
menjamin tidak ada kebocoran.
Sebab, untuk memfotocopy, ada tiga unsur yang terlibat
mengawasi yaitu kepolisian, perguruan tinggi dan dinas pendidikan.
Selanjutnya, kebocoran soal tidak akan terjadi karena jumlah soal yang
difoto copy mencapai 20 paket. “Yang jelas, UN kali ini tidak ada siswa
yang dirugikan,” tegasnya.
Tak Ujian
Hari pertama pelaksanaan UN di Kabupaten Solok Selatan,
ditemukan sebanyak 32 siswa Madrasah Aliyah (MA) yang gagal mengikuti
karena kekurangan naskah soal dan 41 orang siswa SMA/sederajat tidak
mengikuti ujian.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pendidikan Menengah
(Kabid Dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan Rahman
menyebutkan, sebanyak 41 orang yang tidak ikut ujian dikarenakan tidak
dapat naskah soal 32 orang dengan rincian MAN Muara Labuh sebanyak 19
orang dan MAS Bustanul Huda 13 siswa, dan yang lainnya sudah Drop Out
(DO), di SMAN 7 satu orang, MAN Sangir satu orang, MAS Kalampaian satu
orang, dan SMKN 1 Solsel sebanyak enam orang.
“Nama-nama siswa yang tidak dapat naskah soal itu sudah
kita daftarkan dari awal bersama teman-temannya yang lain, tetapi entah
mengapa masih ada kekurangan naskah soal,” ujar Rahman.
Temuannya, siswa MAN, sekolah berbasis agama Islam,
yang belum ikut UN akan diadakan ujian susulan pada hari yang sudah
ditetapkan. “Mereka belum ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, kami
belum mendapatkan kabar kapan soal UN untuk siswa tersebut akan
didistribusikan dari provinsi dan sekarang kita masih menunggu
penjelasan pihak provinsi,” jelasnya.
Sedangkan untuk siswa-siswa yang drop out, namanya masih
keluar sebagai siswa yang tidak ikut UN, karena mereka sudah
didaftarkan untuk mengikuti UN tahun ini ke provinsi dan pusat. Sehingga
mereka masih terdaftar sebagai peserta UN, padahal mereka sudah
dikeluarkan sebelum UN dilaksanakan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan Fidel
Effendi menyebutkan, masalah kekurangan sudah dilaporkan ke pihak Disdik
Provinsi. Awalnya sudah diminta supaya segera mendistribusikan naskah
soal untuk sekolah agama ke Kabupaten Solsel. “Kita menyampaiakan
kekurangan untuk siswa sekolah agama, soal untuk Madrasah Aliyah, tetapi
yang dikirimkan provinsi malah soal untuk SMK,” ucapnya.
Namun, 32 orang siswa tersebut harus mengikuti ujian susulan pada 22 April 2013 sesuai jadwal yang ditetapkan.
Selain pelaksanaan UN, juga dilaksanakan ujian paket C
yang dimulai pada pukul 13.00 WIB, atau setelah UN dilaksanakan. Data
Dinas Pendidikan Solsel, jumlah peserta UN tingkat SMA/sederajat
berjumlah 1.789 orang dengan rincian SMA 1.057 orang, SMK 508 orang, MA
183 orang. Mereka diawasi oleh para guru dan pengawas independen dari
perguruan tinggi.
”Ada 10 unit SMA/MA dan 5 unit SMK yang menjadi
penyelenggara UN, dengan jumlah ruang ujian 101 kelas. Pengawasannya
dengan sistem silang penuh seperti tahun sebelumnya dengan jumlah
pengawas 256 orang dari guru,” pungkasnya.
Diundur 1 Jam
UN tingkat SLTA sederajat di Kota Bukittinggi pada hari
pertama Senin (15/4) kemarin tidak berjalan lancar. Akibat kekurangan
berkas soal, sebanyak 70 peserta UN di lokasi Madrasyah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Kota Bukittinggi terpaksa diundur waktu ujiannya selama satu
jam.
Dalam jadwalnya, peserta UN akan mulai mengikuti ujian
sekitar pukul 07.30 WIB. Peserta UN itu sendiri telah tiba di lokasi
ujian sekitar pukul 07.00 WIB, dan mulai masuk ke ruang ujian sekitar
pukul 07.15 WIB untuk mengisi data peserta ujian pada Alat Baca Optik
(ABO). Namun hingga pukul 08.00 WIB, sebanyak 70 peserta UN mulai resah
karena belum juga mendapatkan berkas soal yang diujikan.
Sekitar pukul 08.30 WIB, barulah ke-70 peserta itu
merasa lega setelah mendapatkan soal ujian. Jika peserta UN lainnya
memulai ujiannya pukul 07.30 WIB dan berakhir hingga pukul 09.30 WIB,
namun panitia ujian berinisiatif menyiapkan waktu khusus bagi 70 peserta
UN yang diundur mengikuti ujian, mulai pukul 08.30 WIB hingga pukul
10.30 WIB.
“Kekurangan 70 berkas soal itu terpaksa kami fotokopi di
lingkungan MAN 2 Bukittinggi. Untuk memfotokopi kekurangan soal itu,
kami telah berkoordinasi dengan panitia UN tingkat provinsi, dan proses
fotokopi itu juga dijaga ketat oleh pihak panitia UN, pengawas dari
Perguruan Tinggi, serta dari kepolisian,” ujar Sekda Kota Bukittinggi
Yuen Karnova setelah memantau pelaksanaan UN di MAN 2 Bukittinggi.
Yuen Karnova mengklaim, bahwa permasalahan itu hanya
terjadi di lokasi MAN 2 Bukittinggi, dan tidak terjadi di lokasi ujian
lainnya di lingkungan Kota Bukittinggi.
“Kekurangan berkas soal itu baru diketahui sesaat
sebelum ujian dilaksanakan. Sesuai prosedurnya, soal baru bisa dibuka
ketika siswa akan mengikuti ujian, sehingga kami tidak mengetahui apakah
soal itu cukup atau kurang,” jelas Yuen.
Menurut Yuen, kesalahan tersebut bukan terjadi di
daerah, tapi dari tingkat pusat. Ia berasumsi, tidak tertutup
kemungkinan kejadian ini bisa terulang kembali pada hari selanjutnya,
sehingga perlu diantisipasi oleh unsur terkait.
Dari data yang dirangkum Haluan, total peserta
UN yang mengikuti ujian di lokasi MAN 2 Bukittinggi berjumlah 152 siswa,
dengan rincian 136 siswa MAN 2 Bukittinggi, ditambah 16 siswa Madrasah
Aliyah Swasta Munawarah yang bergabung mengikuti ujian di lokasi MAN 2
Bukittinggi.
Untuk lokasi UN di MAN 2 Bukittinggi ini menggunakan 9
ruangan ujian, yang diawasi sekitar 22 pengawas. Dari total jumlah
peserta tersebut, hanya ada empat lokal yang berisi 70 peserta UN yang
awalnya tidak mendapatkan soal ujian dan terpaksa memulai ujiannya pukul
08.30 WIB.
Ujian pada hari pertama itu sendiri hanya ada satu mata
pelajaran yang diujikan, yakni Bahasa Indonesia yang menyajikan 50 butir
soal, dengan waktu ujian selama 2 jam.
Untuk Kota Bukittinggi, peserta UN tahun 2013 ini untuk
tingkat SLTA sederajat di Kota Bukittinggi, baik dari sekolah negeri
maupun swasta, diikuti sebanyak 3.772 siswa, yang tesebar di 22 SLTA
sederajat yang ditunjuk sebagai lokasi ujian, dengan diawasi 472
pengawas.
Dalam pelaksanaan UN 2013 ini, ada beberapa sekolah yang digabung,
diantaranya SMA Taruna Bangsa ke SMAN 1, SMA Xaverius ke SMAN 2,MA
Al-Ma’arif dan MA Baiturridwan ke MAN 1, MA Madinatul Munawarah ke MAN
2, serta SMK Paramitha ke SMKN 2. (h/vie/cw-sal/cw-eni/col/wan)
#Source From :http://harianhaluan.com