Jakarta: Model pembangunan apapun yang diterapkan sebuah
negara, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan pengalaman sejak menjadi
mahasiswa ekonomi, menjadi menteri, hingga sekarang sebagai pengambil
keputusan dan praktisi pembangunan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
melihat ada tujuh poin dalam persoalan model pembangunan ini.
“Yang pertama, saya percaya bahwa model apa pun yang dimanfaatkan
untuk pembangunan, harus membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat,”
kata Presiden SBY dalam pidato kuncinya pada pembukaan Kantor Wilayah
Regional Abdul Latif Jameel Poverty Lab (J-Pal) di Hotel Kempinski,
Jakarta, Selasa (25/6) pukul 10.00 WIB.
Meningkatkan taraf hidup harus disertai dengan membantu mengakhiri
kemiskinan dan membantu memberdayakan masyarakat untuk memerangi
kemiskinan. “Serta harus memajukan stabilitas politik, sosial, dan
ekonomi,” Presiden, yang meraih gelar doktor ekonomi pertanian dari
Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2004, menambahkan.
Poin keempat, harus membantu negara-negara untuk melampaui
pertumbuhan ekonomi. Lalu, harus inklusif. “Harus memungkinkan dan
memberi ruang partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Harus
memberi akses masyarakat terhadap semua kebutuhan dasar,” Presiden SBY
menjelaskan.
Dua poin terakhir adalah pentingnya pembangunan berkelanjutan yang
bertujuan untuk memastikan keseimbangan optimal antara pertumbuhan
ekonomi, keadilan sosial dan keadilan. Kemudian perlindungan terhadap
lingkungan serta menghasilkan kolaborasi dan kemitraan.
J-Pal sendiri merupakan lembaga riset yang didirikan 10 tahun lalu di
Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, dengan
tujuan untuk memerangi kemiskinan. J-Pal termasuk perintis jaringan
penelitian internasional yang mengkaji efektivitas implementasi
program-program pembangunan. Jaringan JALl terdiri dari 80 guru besar
yang telah menciptakan lebih dari 350 evaluasi uji acak di 53 negara dan
menjangkau lebih dari 63 juta orang melalui kebijakan-kebijakan yang
dinilai efektif.
Kantor regional Asia Tenggara akan berpusat di Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ini merupakan kantor kelima J-PAL, selain di Perancis, Cile, India, dan
Afrika Selatan.
“Saya percaya bahwa kantor regional ini nantinya akan bisa
berkoordasi dengan pemerintah di kawasan melalui riset dan aktivitas
evaluasi untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan program
pembangunan benar-benar berjalan efektif,” ujar Presiden SBY di awal
pidatonya.
Hadir dalam acara pembukaan kantor wilayah regional J-Pal ini, antara
lain, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menteri PPN/
Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. (webpresiden/wan)
source: http://www.demokrat.or.id/2013/06/model-pembangunan-apapun-tujuannya-harus-meningkatkan-kesejahteraan/