Wednesday, April 10, 2013

Meniti Tali Baja ke Seberang


BERJUANG MENANTANG MAUT
Feri, murid kelas 6 Sekolah Dasar (SD) 13 Balah Aia, Nagari Anduriang, Kecamatan 6 X 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, baru saja mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), Senin (8/4). Sang Surya saat itu menggantung di atas langit, siang mulai panas, dan saatnya Feri, bersama temannya Alwis, pulang menuju rumah.
Setelah menelusuri pematang sawah Feri dan Alwis berhenti sejenak saat sampai di tepian sungai Batang Anai, yang me­misahkan Korong Sumua Bana dengan Korong Balah Aia. Lalu Ia mulai menaiki jenjang kayu yang menggantung di bibir jembatan. Sesampai di atas jembatan, dengan cekatan tangan dan kakinya me­lekat pada seutas tali baja.
Jembatan itu terlihat lusuh, tanpa alas papan, hanya ada 4 utas tali baja berukuran sebesar grip gas motor dengan panjang 30 meter. Hanya ada beberapa tiang kayu lusuh, lapuk dan berjamur, ada juga kayu yang patah menggantung, mencium derasnya air.
Masih memakai baju seragam, dengan tas ransel hitam di pung­gung, tanpa rasa takut perlahan mereka mulai bergerak ke tengah jembatan yang tingginya setengah tiang listrik dari dasar sungai itu. Ia tetap tegar meskipun jembatan itu mulai bergetar.
Sesampai di tengah jembatan getar mulai kuat, dan berganti ayunan yang membuat mereka segera menambah cepat gerakannya, agar sampai di seberang jembatan dengan selamat. Artinya, dua anak sekolah ini berjuang menantang maut untuk bisa sampai di kam­pung seberang.
Sampai di seberang jembatan, senyum Feri melebar, begitu pun Alwis tersenyum sambil melihatkan giginya.
He..hee..wak ndak ado ongkos untuak naiak ojek kasokalah do, wak kini sedang ujian lo di SD 03 di kampuang sabalah, tu tapaso maniti jambatan ko lai,” ujarnya sambil tertawa.
Ayunan jembatan yang dilalui oleh dua anak sekolah tersebut merupakan ayunan berbahaya yang sudah di rasakan oleh masayarakat sekitar sejak tahun 2008. Jembatan yang dibangun pada 2005 itu menjadi akses utama bagi ma­syarakat untuk membawa hasil kebun itu, rusak akibat tidak adanya perawatan dan perbaikan. sehingga menyebabkan papan yang menjadi alas jembatan itu satu persatu mulai hancur karena lapuk.
Menurut Ketua Pemuda Balah Aia, Gema Satria (42,) kondisi jem­batan sudah rusak parah pada awal tahun 2008, Semenjak itu masya­rakat terpaksa menye­berangi sungai untuk sampai ke Korong sebelah.
“Jika arus sungai Batang Anai sedang surut masyarakat lebih berani menyeberangi sungai, namun jika sungai sedang besar, maka masyarakat terpaksa meniti jem­batan rusak itu. Bagi yang tidak berani mereka harus berputar sejauh 6 kilometer dan mengeluarkan ongkos ojek Rp 5000 untuk sampai ke seberang kampung,” terangnya.
Dia menambahkan, perjuangan yang lebih memberatkan masya­rakat, yaitu ketika ada keluarganya yang meninggal dunia dan di kubur di korong seberang, maka mereka harus membawa keranda jenazah dengan menyebrangi sungai.
“Masyarakat Sumua Banda terpaksa harus menyebrangi sungai sambil membawa keranda jenazah, karena tempat makam kuburannya ada di Korong Balah Aia,” tuturnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurhayati (60,) warga Balah Aia yang mempunyai warung di dekat jembatan tersebut menga­takan, dulu pernah ada masyarakat yang jatuh dari jembatan karena nekat.
“Waktu itu juga pernah ada masyarakat yang jatuh dari jemba­tan, namun tidak mengalami cedera apa pun, karena waktu itu kebetulan arus air lumayan besar sehingga tidak menyentuh dasar sungai, untuk itu kami berharap mudah mudahan pemerintah bisa memper­baiki jembatan ini,” ungkap Nurhayati.
Sebelumnya Provinsi Sumatera Barat sudah mengalokasikan angga­ran sebesar Rp 52,42 miliar untuk rehabilitasi jalan dan jembatan selama tahun 2013. Namun selain pentingnya dana, hal yang lebih penting yakni kecepatan para pemim­pin  untuk melihat kondisi masya­rakatnya dan berbuat lang­sung serta adil. Seperti orang bijak mengatakan “Jika tindakan Anda menginspirasi orang lain untuk bermimpi, bertin­dak, dan menjadi lebih dari sebe­lumnya, Anda seorang pemimpin. (John Quincy Adams).

Laporan:
RIVO SEPTI ANDRIES

#Source From :http://harianhaluan.com

Kualitas Halaman Ini

Followers