BERJUANG MENANTANG MAUT
Feri, murid kelas 6 Sekolah Dasar (SD) 13 Balah Aia,
Nagari Anduriang, Kecamatan 6 X 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang
Pariaman, baru saja mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), Senin (8/4).
Sang Surya saat itu menggantung di atas langit, siang mulai panas, dan
saatnya Feri, bersama temannya Alwis, pulang menuju rumah.
Setelah menelusuri pematang sawah Feri dan Alwis
berhenti sejenak saat sampai di tepian sungai Batang Anai, yang
memisahkan Korong Sumua Bana dengan Korong Balah Aia. Lalu Ia mulai
menaiki jenjang kayu yang menggantung di bibir jembatan. Sesampai di
atas jembatan, dengan cekatan tangan dan kakinya melekat pada seutas
tali baja.
Jembatan itu terlihat lusuh, tanpa alas papan, hanya ada
4 utas tali baja berukuran sebesar grip gas motor dengan panjang 30
meter. Hanya ada beberapa tiang kayu lusuh, lapuk dan berjamur, ada juga
kayu yang patah menggantung, mencium derasnya air.
Masih memakai baju seragam, dengan tas ransel hitam di
punggung, tanpa rasa takut perlahan mereka mulai bergerak ke tengah
jembatan yang tingginya setengah tiang listrik dari dasar sungai itu. Ia
tetap tegar meskipun jembatan itu mulai bergetar.
Sesampai di tengah jembatan getar mulai kuat, dan
berganti ayunan yang membuat mereka segera menambah cepat gerakannya,
agar sampai di seberang jembatan dengan selamat. Artinya, dua anak
sekolah ini berjuang menantang maut untuk bisa sampai di kampung
seberang.
Sampai di seberang jembatan, senyum Feri melebar, begitu pun Alwis tersenyum sambil melihatkan giginya.
“He..hee..wak ndak ado ongkos untuak naiak ojek
kasokalah do, wak kini sedang ujian lo di SD 03 di kampuang sabalah, tu
tapaso maniti jambatan ko lai,” ujarnya sambil tertawa.
Ayunan jembatan yang dilalui oleh dua anak sekolah
tersebut merupakan ayunan berbahaya yang sudah di rasakan oleh
masayarakat sekitar sejak tahun 2008. Jembatan yang dibangun pada 2005
itu menjadi akses utama bagi masyarakat untuk membawa hasil kebun itu,
rusak akibat tidak adanya perawatan dan perbaikan. sehingga menyebabkan
papan yang menjadi alas jembatan itu satu persatu mulai hancur karena
lapuk.
Menurut Ketua Pemuda Balah Aia, Gema Satria (42,)
kondisi jembatan sudah rusak parah pada awal tahun 2008, Semenjak itu
masyarakat terpaksa menyeberangi sungai untuk sampai ke Korong
sebelah.
“Jika arus sungai Batang Anai sedang surut masyarakat
lebih berani menyeberangi sungai, namun jika sungai sedang besar, maka
masyarakat terpaksa meniti jembatan rusak itu. Bagi yang tidak berani
mereka harus berputar sejauh 6 kilometer dan mengeluarkan ongkos ojek Rp
5000 untuk sampai ke seberang kampung,” terangnya.
Dia menambahkan, perjuangan yang lebih memberatkan
masyarakat, yaitu ketika ada keluarganya yang meninggal dunia dan di
kubur di korong seberang, maka mereka harus membawa keranda jenazah
dengan menyebrangi sungai.
“Masyarakat Sumua Banda terpaksa harus menyebrangi
sungai sambil membawa keranda jenazah, karena tempat makam kuburannya
ada di Korong Balah Aia,” tuturnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurhayati (60,)
warga Balah Aia yang mempunyai warung di dekat jembatan tersebut
mengatakan, dulu pernah ada masyarakat yang jatuh dari jembatan karena
nekat.
“Waktu itu juga pernah ada masyarakat yang jatuh dari
jembatan, namun tidak mengalami cedera apa pun, karena waktu itu
kebetulan arus air lumayan besar sehingga tidak menyentuh dasar sungai,
untuk itu kami berharap mudah mudahan pemerintah bisa memperbaiki
jembatan ini,” ungkap Nurhayati.
Sebelumnya Provinsi Sumatera Barat sudah mengalokasikan anggaran
sebesar Rp 52,42 miliar untuk rehabilitasi jalan dan jembatan selama
tahun 2013. Namun selain pentingnya dana, hal yang lebih penting yakni
kecepatan para pemimpin untuk melihat kondisi masyarakatnya dan
berbuat langsung serta adil. Seperti orang bijak mengatakan “Jika
tindakan Anda menginspirasi orang lain untuk bermimpi, bertindak, dan
menjadi lebih dari sebelumnya, Anda seorang pemimpin. (John Quincy
Adams).
Laporan:
RIVO SEPTI ANDRIES
#Source From :http://harianhaluan.com
RIVO SEPTI ANDRIES
#Source From :http://harianhaluan.com
Anda Baru Saja Membaca Berita Tentang "Meniti Tali Baja ke Seberang ". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://rudi-apriasi.blogspot.com/2013/04/meniti-tali-baja-ke-seberang.html.