Jakarta: Kemiskinan di Indonesia turun dari 16,58 persen di
tahun 2007 menjadi 11,66 persen pada 2012. “Ini berarti bahwa kita telah
mengangkat sekitar 9 juta orang keluar dari kemiskinan dalam jangka
waktu lima tahun. Kami berkomitmen untuk menjaga kemajuan ini,” kata
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kuncinya pada pembukaan
Kantor Wilayah Regional Abdul Latif Jameel Poverty Lab (J-Pal), di Hotel
Kempinski, Jakarta, Selasa (25/6) pagi.
Indonesia, lanjut SBY, bertekad menurunkan angka kemiskinan ini
menjadi 8-10 persen pada tahun 2014. Oleh karena itu, Presiden mengajak
J-Pal membantu memperkuat upaya bersama memerangi kemiskinan ini,
khususnya melalui studi dan evaluasi dampak kebijakan pengentasan
kemiskinan.
“Saya ingin mendapatkan wawasan dari temuan J-PAL dalam rangka
meningkatkan dan memperbaiki cara bagaimana untuk memerangi kemiskinan
di Indonesia,” ujar Kepala Negara.
Memerangi kemiskinan masuk ke dalam empat langkah strategi
pembangunan Indonesia, yakni pro-pertumbuhan, pro-pembukaan lapangan
kerja, pro-pengentasan kemiskinan, dan pro-lingkungan. “Strategi yang
menghasilkan pertumbuhan untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan
ekonomi. Strategi yang merangsang pertumbuhan untuk mengurangi
ketimpangan dan meminimalkan kemiskinan, dan dengan demikian membangun
rakyatnya dari level bawah ke kelas menengah. Serta strategi yang
menghasilkan pertumbuhan untuk menjaga lingkungan untuk masa depan,”
Presiden SBY menjelaskan.
Dua pendekatan utama dari strategi ini adalah melalui kebijakan
ekonomi makro dan kebijakan afirmatif. Implementasi dari kebijakan
ekonomi makro, salah satunya, adalah program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sejak diluncurkan,
MP3EI telah mencapai Rp 623,91 triliun yang dialokasikan pada 184
proyek. Mayoritas investasi berasal dari sektor swasta (44 persen),
perusahaan milik negara (19,5 persen), pemerintah melalui APBN (19
persen), dan sisanya dari kombinasi swasta dan BUMN.
Sedangkan melalui kebijakan untuk mengurangi kemiskinan, pemerintah
membaginya dalam empat kluster, yakni perlindungan sosial, pemberdayaan
masyarakat, kewirausahaan melalui usaha kecil dan menengah (UKM), dan
pengembangan program-program yang berfokus pada membantu masyarakat.
“Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya hidup mereka melalui
penyediaan perumahan yang terjangkau, transportasi, air bersih, dan
listrik,” ujar Presiden SBY. (websitepresiden/dik)
Anda Baru Saja Membaca Berita Tentang "Presiden SBY: 9 Juta Orang Keluar dari Kemiskinan dalam 5 Tahun". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://rudi-apriasi.blogspot.com/2013/06/presiden-sby-9-juta-orang-keluar-dari.html.
0 komentar "Presiden SBY: 9 Juta Orang Keluar dari Kemiskinan dalam 5 Tahun", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Respon Dan Komentar nya Mengenai Berita Yang Telah Dibaca :)