Monday, April 15, 2013

UN Ditunda, Sumbar Tetap Sesuai Jadwal


Distribusi soal ujian
Jakarta, Padek—Dugaan penundaan ujian nasional (UN) yang mulai mencuat kemarin, akhirnya jadi kenyataan. Setelah berkoordinasi dengan Kementerian Pen­di­dikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebanyak 11 provinsi sudah menyatakan UN ditunda akibat kacaunya distribusi naskah ujian. Kemendikbud meminta masyarakat dan siswa tidak resah atas fenomena ini.

Ke-11 provinsi dipastikan UN-nya ditunda, yakni Kalimantan Selatan, Kali­mantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.  Otoritas Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mengumumkan jika UN hari pertama (Senin, 15/4) ditunda dan dija­lan­kan pada Jumat (19/4) depan.

 Untuk ujian Selasa dan Rabu, tetap dijalankan sesuai jadwal telah ditetapkan. Upaya penundaan ini diambil karena percetakan naskah ujian yang dijalankan di Bogor, Jawa Barat belum rampung.

Diperkirakan naskah ujian baru sampai di NTT Senin depan (15/4) dan langsung didis­tri­busikan ke sejumlah rayon. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Provinsi NTT mengklaim, penundaan ini su­dah dikoordinasikan ke Jakarta dan sudah mendapatkan restu dari Mendikbud Mohammad Nuh.

Saat dikonfirmasi Men­dik­bud Mohammad Nuh belum berkomentar banyak soal pe­nun­daan UN di sejumlah lokasi itu. “Besok (hari ini, red) kami akan menggelar konferensi pers soal perkembangan persiapan UN 2013,” ujar menteri asal Surabaya itu kemarin.

Nuh mengatakan, mas­ya­rakat dan siswa tidak perlu cemas terhadap perkembangan persiapan UN yang muncul di media akhir-akhir ini. Dia me­min­ta para siswa terus mem­per­siapkan diri menghadapi ujian tahunan itu.

Mantan Menkominfo itu mengatakan, pihaknya tidak menaruh rasa kekhawatiran jika akhirnya di sejumlah daerah UN terpaksa harus diundur. Nuh mengatakan, potensi kebocoran ujian di daerah-daerah yang mengalami penundaan itu sulit terjadi. “Sebab, soal di setiap provinsi berbeda-beda,” ka­tanya.

Contohnya kasus di NTT. Potensi siswa di daerah tersebut menerima lembar soal UN un­tuk mata pelajaran Bahasa Indonesia (mata pelajaran uans hari pertama) dari provinsi lainnya sangat terbuka. Apalagi dalam kebijakan UN diatur jika soal yang sudah diujikan boleh diba­wa pulang para siswa.

“Saya tegaskan tidak akan ada kebocoran. Karena soal untuk NTT itu berbeda dengan soal untuk provinsi lainnya,” kata Nuh. Menurut sejumlah pihak, sampai kemarin Kemen­dik­bud masih terus me­ngum­pulkan laporan dari provinsi-provinsi lain terkait urusan pendistribusian naskah ujian. Mereka belum melansir daerah mana yang sudah aman dan daerah mana yang men­ce­mas­kan.

Nuh juga menyoroti soal fe­nomena klinik siswa men­jelang ujian. Mulai dari berdoa di kuburan, berdoa sambil mandi kembang, hingga mendoakan pensil 2B yang akan digunakan untuk mengerjakan soal ujian. “Berdoa masak tidak boleh. Kita mau makan setiap hari saja berdoa, ini yang ujian setahun sekali masak tidak boleh ber­doa,” katanya.

Nuh mengakui banyak cara yang bisa dilakukan dalam ber­doa. Dia meminta siswa tidak menggunakan cara-cara yang berlebihan dan berpotensi me­nye­kutukan Tuhan. Berkali-kali dia mengatakan nilai positif UN di antaranya adalah mendorong siswa untuk berdoa dan men­dekatkan diri kepada Tuhan.

Dia lantas berbagi tips supa­ya siswa tidak cemas dalam menjalankan UN. Diantaranya adalah siswa harus percaya diri terhadap upaya belajar selama ini yang telah dilakukan. Selain itu, siswa juga harus me­na­nam­kan rasa optimisme bisa me­nger­jakan soal UN. “Tips yang terakhir ya berdoa itu tadi,” pungkasnya.

Sementara itu, kalangan parlemen mulai bereaksi atas pelaksanaan UN 2013. Sek­retaris Fraksi Partai Hanura Saleh Husin mengaku prihatin dengan sistem manajemen dan penanganan distribusi bahan  ujian.

“Saya selaku wakil rakyat dari NTT sangat menyayangkan atas ketelodaran ini sehingga UN ditunda,” kata dia.

Dia mengkritik sistem sent­ralisasi percetakan naskah UN. Dari pengalamannya, kasus seperti ini tidak pernah terjadi ketika pemprov diberi ke­we­nangan dalam mencetak naskah ujian.

“Kalau terpusat seperti se­karang ada masalah sedikit saja di satu perusahaan, pelak­sanaan UN bisa ter­gang­gu,” tandasnya. Setelah UN rampung nanti, dia mendorong Ke­mendikbud dan DPR mela­kukan evaluasi secara men­yeluruh.

Di sisi lain, Kepala Badan Pe­nelitian dan Pengembangan (Ba­litbang) Kemendikbud, Khai­­ril Anwar Notodiputro mem­­­­be­nar­kan soal kasus pe­nun­daan UN itu, tadi malam. Melalui pesan singkat dia me­nerangkan jika memang be­nar UN ditunda di sebelas pro­vinsi.

“Rinciannya sudah ada di website Kemendikbud,” kata dia.

Khairil menjelaskan, ske­nario penundaan resmi yang telah ditetapkan Kemendikbud. Yakni UN mata pelajaran Ba­hasa Indonesia yang seharusnya dijalankan pada Senin (15/4) diundur menjadi Jumat (19/4).

“Sedangkan UN seharusnya digelar Selasa (16/4) diundur menjadi hari Senin minggu berikutnya (22/4),” katanya. Sedangkan untuk mapel UN hari ketiga dan keempat (17-18/4) tetap dijalankan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. (wan/dyn/jpnn)
[ Red/Administrator ]

#Source From : http://padangekspres.co.id

1 comment:

Mohon Tinggalkan Respon Dan Komentar nya Mengenai Berita Yang Telah Dibaca :)

Kualitas Halaman Ini

Followers