Wednesday, April 17, 2013

Recovery Partai Demokrat

Jeffrie Geovanie
Di antara 12 partai nasional yang menjadi peserta pemilu, barangkali  Partai Demokrat (PD) merupakan kontestan yang paling galau. Sebagai pemenang pemilu periode lalu (2009), dalam sejum­lah survei belakangan ini, kecenderungan popu­lari­tas dan elektabilitasnya terus menurun. Di sam­ping karena kasus-kasus korupsi yang menjerat para pemimpinnya, partai ini juga tampaknya “mati angin” karena tidak punya “barang dagangan” yang layak dijual di mata publik.

Seperti kita tahu, ke­me­nangan PD pada pemi­lu lalu lebih karena keberhasilannya menjual Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menagapa memilih PD, sebagian besar alasan utamanya karena faktorSBY, bukan karena platform, program, atau yang lainnya. Pada saat SBY tak bisa lagi dijual, PD kehabisan “jualan”. Memang ada upaya-upaya untuk “menjual” anggota keluarga SBY seperti Ibu Negara Ani Yudhoyono dan kepala staf angkatan darat (Kasad) Pramono Edhie Wibowo.

Namun kedua tokoh ini tetap saja tak muncul namanya dalam survei-survei mengenai kelayakan calon presiden (capres), bahkan gencarnya iklan pengobatan katarak di berbagai media yang menampilkan tokoh Kasad, sama sekali tak mampu mendongkrak namanya. Kesannya malah sumir karena pengobatan katarak dianggap tidak relevan dengan tugas-tugas TNI AD. Kalau yang beriklan menteri kesehatan mungkin lebih relevan. Rakyat sekarang makin kritis, mana iklan untuk pencitraan dan mana iklan yang betul-betul untuk kepentingan pemberdayaan.

Di tengah kegalauan itulah, saya kira, rencana PD untuk menggelar konvensi capres merupakan ide yang sangat bagus atau malah sangat brilian. Di luar kontroversi rangkap jabatan yang diembannya, kita patut mengapresiasi langkah Ketua Umum PD, SBY untuk mendorong terselenggaranya konvensi.

Dengan menggelar konvensi, PD akan memasuki wilayah wacana penjaringan capres yang sudah pasti akan sangat menarik. Akan ada perdebatan capres, respons publik, dan pasti pemberitaan media yang terus-menerus. Dengan begitu, publik lambat laun akan melupakan kasus-kasus korupsi yang belakangan ini banyak menerpa PD.

Sebaliknya, publik akan melihat PD sebagai partai yang paling peduli dengan perbaikan (wacana) suksesi kepemimpinan nasional yang selama ini didominasi oleh capres-capres yang umumnya merupakan wajah lama. Atau wajah baru, tapi stok lama yang sudah usang di mata publik.

Dan konvensi tentu akan semakin menarik dengan munculnya tokoh-tokoh baru yang kemungkinan akan ikut meramaikan seperti Gita Wiryawan, Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Sri Mulyani Indrawati, di samping akan tampil pula tokoh-tokoh lama yang namanya masih relatif baik seperti Jusuf Kalla dan Sultan HB X.

Debat terbuka di antara mereka pasti sangat menarik, apalagi jika digelar di seantero kota di tanah air, tidak hanya terpusat di ibu kota negara (Jakarta). Dengan demikian, dalam perdebatan-perdebatan mengenai berbagai isu akan melibatkan lebih banyak audiens, dengan spektrum yang lebih luas.

Yang lebih penting lagi, keterlibatan publik hendaknya jangan hanya sebatas dalam wacana dan perdebatan, tapi juga dalam menentukan siapa dari peserta konvensi yang paling layak menjadi capres PD. Caranya melalui polling pendapat yang terbuka, dengan melibatkan publik secara luas.

Bahwa setelah ada pilihan publik, keputusan akhirnya ada di tangan Majelis Tinggi PD tidaklah menjadi masalah. Apalagi jika majelis yang dipimpin SBY ini sekadar menetapkan, pertama, apakah bakal capres yang menjadi pemenang konvensi itu benar-benar akan diajukan sebagai capres, atau hanya layak menjadi cawapres.

Kedua, menentukan dengan siapakah bakal capres PD ini akan dipasangkan. Jika berpasangan dengan calon dari partai yang perolehan suaranya lebih besar dari PD, tentu capres PD akan “turun takhta” menjadi cawapres. Tapi jika berpasangan dengan calon yang perolehan suaranya lebih kecil dari PD, maka hasil konvensi akan tetap menjadi capres.

Apakah pasangan capres-cawapres ini kemudian berpeluang besar memenangkan Pemilu Presiden 2014? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Tapi bagaimanapun hasilnya, yang jelas melalui langkah cerdas ini, PD yang sudah terpuruk di mata publik akan kembali terkerek naik. Terjadi proses recovery baik dari segi popularitas maupun elektabilitas. Nasib baik Partai Golkar pada Pemilu 2004 yang mengalami recovery pascapelaksanaan konvensi capres merupakan contoh faktual yang sangat mungkin akan dialami pula oleh PD pada Pemilu 2014. (*)

[ Red/Administrator ]

#Source From : http://padangekspres.co.id

0 komentar "Recovery Partai Demokrat", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment

Mohon Tinggalkan Respon Dan Komentar nya Mengenai Berita Yang Telah Dibaca :)

Kualitas Halaman Ini

Followers