Jakarta: Mengapa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2013 perlu dilakukan perubahan? “Karena kalau tidak dilakukan perubahan
maka defisitnya akan semakin tinggi, tidak sesuai dengan undang-undang
jika melebihi 3 persen, dan ekonomi tidak sehat,” kata Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Presiden menyampaikan hal ini menanggapi Laporan Hasil Pemeriksaan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) tahun 2012 yang
disampaikan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo di Istana
Negara, Rabu (12/6) siang. Ketika menyampaikan laporan tersebut, Hadi
menjelaskan bahwa dibandingkan APBN 2011 defisit APBN-P 2012 imeningkat.
“Ini perlu didengar rakyat Indonesia,” ujar Presiden SBY merespon
laporan BPK.
“Yang berkomentar pemerintah dan DPR mengada-ada (melakukan perubahan
APBN 2013; red) berarti tidak paham. Mengurangi subsidi itu ada
tujuannya. Kita harus jadi bangsa yang rasional, tolong kita sama-sama
memahami situasi untuk menyelamatkan ekonomi kita,” Presiden SBY
menegaskan.
Di sisi lain, Presiden bersyukur pengunaan keuangan negara dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan. “Tetapi saya masih melihat kita bisa
lebih meningkatkan lagi, kalau semua yang dikoreksi tadi bisa diperbaiki
dengan baik,” SBY menambahkan. Menurut Presiden, memperbaiki penggunaan
keuangan negara harus dimulai dari hulu sehingga wilayah hilir juga
akan makin baik.
Selama hampir sembilan tahun kepemimpinannya, lanjut SBY,
penyimpangan penggunaan keuangan negara lebih berkonsentrasi pada empat
area, yaitu pengadaan barang dan jasa, bantuan sosial, pajak, dan
perizinan. “Kalau empat area ini ditangain bersama oleh KPK, BPK, dan
BPKP, saya kira kita bisa berbuat lebih baik lagi,” Presiden
menjelaskan.
Mengenai e-audit beberapa lembaga pemerintah yang belum semua bisa
diakes oleh BPK, Presiden meminta BPK menyampaikan daftar satuan kerja
dan instasi tersebut.
Dalam pertemuan dengan BPK tersebut, Presiden juga menjelaskan
mengenai target yang belum tercapai. Presiden meminta penetapan target
harus lebih realistik.
“Selama mengelola pemerintah, saya ikut
menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan mengapa target sering
meleset, karena kita sering terlalu tinggi dalam menetapkan sasaran.
Kalau mau realistik, mengingat pertumbuhan global terkini, maka
pertumbuhan itu antara 6.1 sampai 6.2 persen. Pembicaran dengan DPR,
yaitu pertumbuhan 6.3 persen, masih terlalu tinggi. Tapi daripada APBN-P
ini tidak jalan maka kita bisa kompromi di 6.3 persen,” ujar Presiden
SBY. (webpresiden/wan)
source: http://www.demokrat.or.id/2013/06/yang-berkomentar-apbn-p-mengada-ada-berarti-kurang-paham-tujuan-subsidi/
Anda Baru Saja Membaca Berita Tentang "Yang Berkomentar APBN-P Mengada-ada, Berarti Kurang Paham Tujuan Subsidi". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://rudi-apriasi.blogspot.com/2013/06/yang-berkomentar-apbn-p-mengada-ada.html.
0 komentar "Yang Berkomentar APBN-P Mengada-ada, Berarti Kurang Paham Tujuan Subsidi", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Respon Dan Komentar nya Mengenai Berita Yang Telah Dibaca :)